FUNGSI ORGAN REPRODUKSI LAKI-LAKI

Fungsi proses reproduksi pada laki-laki adalah untuk menghasilkan sperma dan hormon testosteron.
Spermatogenesis (sperma/cimani/air mani/pejuh)
Produksi sperma atau spermatogenesis, dimulai saat masa puber dan berlanjut sepanjang kehidupan. Setiap hari seorang pria membuat jutaan sperma. Hanya satu sperma yang dapat membuahi satu buah telur dan menghasilkan satu individu baru.
Pembentukan sperma terjadi dalam tubulus seminiferus dalam testis. Proses dimulai oleh sel primitif berbentuk batang yang disebut spermatogenia, ditemukan di bagian luar atau perifer tubulus. Spermatogenia secara cepat bermitosis (membelah diri) membentuk sel batang baru. Sebelum masa puber, semua menghasilkan sel batang. Ketika masa puber terjadi, follicle-stimulating hormon  (FSH) disekresi dalam jumlah besar oleh kelenjar pituitary anterior dan mulai saat itu, semua bagian spermatogenia menghasilkan satu sel batang (sel anak tipe  A) dan yang lainnya sel anak tipe B. Sel tipe A tertinggal pada perifer tubulus untuk membentuk populasi sel batang. Tipe B terdorong ke dalam lumen tubulus, akan menjadi spermatosit primer, mengalami pembelahan meiosis membentuk 4 sperma. Meiosis adalah tipe khusus dari pembelahan inti sel  yang terjadi pada semua bagian dalam gonad (testes dan ovari). Berbeda dengan mitosis, meiosis terdiri dari 2 tahap pembelahan inti (disebut meiosis I dan II) dan menghasilkan 4 sel anak (gamet). Pada spermatogenesis, gamet disebut spematid. Spermatid hanya mempunyai setengah bahan genetic sel tubuh. Pada manusia ada 23 kromosom (disebut jumlah “n” kromosom) biasanya 46 (2n). Kemudian ketika sperma dan sel telur (juga 23 kromosom) bergabung membentuk sel telur yang dibuahi atau zygot, terbentuk jumlah 2n atau 46 kromosom  dan berkembang dalam tubuh dengan proses mitosis.


Ketika terjadi meiosis, sel yang terbagi (spermatosit primer dan sekunder) didorong ke dalam lumen tubulus. Spermatid, produk yang dihasilkan dari meiosis, bukan sperma fungsional. Mereka terlalu berat untuk fungsi reproduksi, harus diubah bentuknya, di mana kelebihan sitoplasma dibuang dan dibentuk ekor. Tahap ini disebut spermiogenesis, terbentuk tiga bagian pada sperma matang; kepala, badan (midspiece) dan ekor. Sperma matang bergerak sangat cepat, menempuh perjalanan panjang dalam waktu singkat untuk mendapatkan sel telur. Kepala sperma berisi DNA, materi genetic. Kepala sperma merupakan inti dari spermatid. Bagian anterior dari inti adalah akrosom (ditutupi helm). Ketika sperma kontak dengan sel telur (oosit), membran akrosom akan pecah dan menghasilkan enzim yang membantu penetrasi sperma ke dalam sel telur. Filamen yang membentuk ekor, muncul dari sentriol dalam midpiece (bagian badan) sperma. Mitokondria, terbungkus filamen, menyediakan ATP (energi) untuk proses pergerakan sperma.

Proses spermatogenesis, mulai dari pembentukan spermatosit perimer sampai dibebaskan sperma yang belum matang dalam lumen tubulus, berlangsung 64-72 hari. Pergerakan sperma dalam lumen tubulus disebabkan oleh gerakan peristatis tubulus testes menuju epididimis. Di sana mereka mengalami pematangan, yang menghasilkan kecepatan dalam pergerakan dan tenaga untuk proses pembuahan.
Pengaruh lingkungan dapat mengganggu pembentukan sperma. Beberapa antibiotika seperti penisilin dan tetrasiklin dapat menekan pembentukan sperma. Radiasi, pestisida, mariyuana, tembakau dan alcohol dapat menghasilkan sperma abnomal (dua kepala, banyak ekor, dsb).

Produksi Testosteron
Sel interstisial menghasilkan testosteron merupakan produk hormon terpenting dari testis. Saat masa puber, tubulus seminiferus dirangsang untuk menghasilkan sperma oleh FSH, sel intertisial yang diaktivasi oleh Luteinizing Hormone (LH), kadang-kadang disebut juga interstitial cell-stimulating hormone (ICSH) yang juga dibebaskan oleh kelenjar pituitary anterior. Sejak saat itu, testosteron dihasilkan berkelanjutan (banyak atau sedikit). Peningkatan jumlah  testosteron pada laki-laki muda menstimulasi perkembangan organ reproduksinya dalam hal ukurannya, hasrat seksual dan karakteristik sek sekunder laki-laki yang meliputi:
  • Kedalaman suara  menjadi lebih besar di laring
  • Peningkatan pertumbuhan rambut pada tubuh dan di bagian aksial, daerah pangkal paha dan muka
  • Pembesaran otot rangka untuk menghasilkan otot yang lebih berat sebagai ciri fisik laki-laki
  • Peningkatan berat tulang rangka menjadi lebih tebal
Karena testosteron berhubungan dengan ciri maskulinitas laki-laki maka sering disebut juga hormon maskulinizing.
Jika testosteron tidak diproduksi maka karakteristik sek sekunder pada laki-laki tidak terlihat dan organ reproduksinya tetap seperti anak-anak. Hal ini disebut sexual infantilism. Pengebirian laki-laki dewasa (atau kemampuan sel interstisial menghasilkan testosteron) menghasilkan penurunan dalam ukuran dan fungsi organ reproduksinya dan juga penurunan hasrat seksualnya. Sterilitas juga terjadi karena testosteron diperlukan untuk tahap akhir produksi sperma.





Share:

No comments: