Kalau
pada laki-laki, produksi sperma baru dimulai saat masa puberitas dan berlanjut
hingga akhir kehidupannya sedangkan pada perempuan keadaannya sangat berbeda.
Suplai total sel telur pada perempuan yang dapat dilepaskan ditentukan sejak
dia lahir. Kemampuan reproduksi pada perempuan (kemampuan untuk melepaskan sel
telur) biasanya mulai ketika masa puberitas dan berakhir pada usia 50 tahun
atau kurang. Periode ketika kemampuan sistem repoduksi wanita mengalami penurunan dan
akhirnya berhenti disebut menopause.
Meiosis atau pembelahan sel yang terjadi pada testis laki-laki untuk menghasilkan sperma
juga terjadi pada ovarium perempuan, tetapi pada kasus ini, sel gamet perempuan
atau sel kelamin yang dihasilkan dan prosesnya disebut oogenesis (mulainya
pembentukan sel telur).
Pada perkembangan janin perempuan, oogenia, selberbentuk batang pada perempuan, membelah sangat cepat hingga mencapai jumlah yang sangat banyak dan sel anaknya disebut dengan oosit primer, didorong ke dalam jaringan konektif ovari yang kemudian akan dikelilingi oleh satu lapisan sel yang membentuk folikel primer. Pada saat kelahiran, oogenia tidak lama hidup dan waktu suplai oosit
primer pada perempuan (sekitar 700.000) telah berada dalam follikel ovari,
menunggu diubah melalui meiosis untuk menghasilkan sel telur yang fungsional.
Sisa oosit primer dalam tempat ini menunggu hingga melewati masa anak-anak
sekitar 10-14 tahun.
Pada saat pubertas, kelenjar pituitary anterior mulai melepaskan Follicle stimulating hormone (FSH), yang akan menstimulasi sejumlah kecil follikel primer untuk tumbuh dan matang setiap bulan dan ovulasi tiap bulan dapat terjadi. Siklus perubahan ini yang terjadi setiap bulan dalam ovari disebut siklus ovarian. Waktu reproduksi terbaik pada perempuan sekitar 45 tahun (dari umur 11 tahun hinngga 55 tahun) dan hanya ada satu jenis ovulasi perbulan, hanya 400-500 ovum yang potensial dari 700.000 yang dilepaskan selama kehidupan perempuan. Secara alami, telah tersedia suplai berlebih sel kelamin.
Follikel
didorong oleh FSH untuk tumbuh lebih besar, berkumpul dalam cairan dalam ruang
pusat yang disebut antrum dan oosit primer yang dikandungnya mulai
bermeiosis dan melalui meiosis pertama membelah menjadi dua sel yang berbeda
dalam ukurannya. Sel yang besar disebut oosit sekunder dan sel yang kecil
disebut badan polar. Sejalan dengan waktu follikel menjadi matang (follikel
vesicular), berisi oosit sekunder dan menonjol dari permukaan eksternal ovari.
Perkembangan follikel pada tahap ini berlangsung sekitar 14 hari dan ovulasi
(oosit sekunder) pada saat yang sama sebagai respon terhadap ledakan akibat pembebasan hormon pituitary
anterior sekunder, luteinizing hormone (LH). Ovulasi oosit sekunder
masih dikelilingi oleh sel kapsul follikel yang disebut corona radiata
(radiating crown). Beberapa perempuan mengalami nyeri seperti tusukan di
bagian abdominal ketika terjadi ovulasi. Keadaan ini disebut mittelschmerz yang disebabkan
oleh peregangan berlebihan dari dinding ovarian selama ovulasi.
Pada perkembangan follikel tiap bulan
terdapat satu follikel yang dominan. Follikel menjadi matang ketika distimulasi
oleh LH, akan robek dan membebaskan oosit ke dalam rongga peritoneal. Follikel
matang yang tidak berovulasi akan terlalu matang dan akhirnya rusak. Selain
memacu ovulasi, LH juga menyebabkan sobeknya follikel menjadi struktur kelenjar
yang sangat berbeda, disebut corpus luteum. (Follikel matang dan corpus
luteum keduanya menghasilkan hormon).
Jika ovulasi oosit sekunder dimasuki
oleh sperma, sel intinya mengalami pembelahan meiosis kedua yang menghasilkan
badan polar yang lain dan ovum nucleus. Ketika ovum nucleus dibentuk, 23
kromosomnya bergabung dengan sperma membentuk sel telur yang dibuahi yang
merupakan sel pertama untuk membentuk keturunan. Jika oosit sekunder tidak
dimasuki sperma, akan rusak tanpa mengalami meiosis lengkap membentuk sel telur
fungsional. Meskipun meiosis pada laki-laki menghasilkan empat sperma
fungsional, meiosis pada perempuan hanya menghasilkan satu ovum fungsional dan
tiga badan polar kecil. Badan polar tidak mempunayi sitoplasma, mereka akan
rusak dan cepat mati.
Perbedaan utama yang lain antara
laki-laki dan perempuan adalah ukuran dan struktur sel kelaminnya. Sperma
berukuran kecil dengan ekor untuk pergerakkannya, mempunyai sedikit nutrien
dalam sitoplasmanya. Nutrien dalam cairan seminal sangat penting untuk bertahan
hidup. Sel telur berukuran besar, sel yang tidak bergerak, mempunyai persediaan
nutrien yang berfungsi memelihara perkembangan embrio hingga dapat mengambil
sendiri ketika berada dalam uterus.
No comments:
Post a Comment