FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEPATAN DAN KEDALAMAN RESPIRASI

Dalam sistem respirasi, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan serta kedalaman nya. Untuk itu, di bawah ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan serta kedalam respirasi , diantaranya :

1. Faktor Fisik


Meski pusat otak mengatur ritme dasar pernafasan, ternyata berbicara, batuk dan latihan fisik dapat memodifikasi kecepatan dan kedalaman pernafasan. Peningkatan temperatur tubuh menyebabkan peningkatan kecepatan pernafasan.


2. Keinginan (pengontrolan secara sadar)
Kita secara sadar mengontrol pernafasan pada saat-saat tertentu. Selama bernyanyi dan menelan, pengontrolan pernafasan sangat penting dan kita harus menahan pernafasan pada periode singkat saat berenang. Pengontrolan pernafasan secara sadar sifatnya terbatas dan pusat pernafasan akan membatalkan pesan dari korteks (keinginan kita) ketika suplai oksigen dalam darah menjadi rendah atau pH darah  turun.

3. Faktor emosi
Faktor emosi juga memodifikasi kecepatan dan kedalaman pernafasan. Ketika menonton film horor, pernafasan akan tertahan sejenak ketika terjadi ketakutan, merasakan kedinginan dan nafas seperti terjepit dan menjadi terengah engah. Ini sebagai hasil inisiasi refleks oleh stimulus emosi di hipotalamus.

4. Faktor kimia
Faktor kimia, seperti tingkat karbon dioksida dan oksigen dalam darah dapat memodifikasi pernafasan. Peningkatan jumlah karbon dioksida dan penurunan  pH darah menyebabkan peningkatan kecepatan dan kedalam pernafasan. Peningkatan jumlah karbon dioksida dan penurunan pH darah adalah hal yang sama pada kondisi ini karena retensi karbon dioksida menyebabkan peningkatan jumlah asam karbonat, yang akan menurunkan pH darah.

Perubahan konsentrasi oksigen dalam darah dideteksi oleh kemoreseptor di aorta (aortic arch) dan arteri karotid. Impuls dikirim ke medula ketika jumlah oksigen darah menurun. Setiap sel dalam tubuh harus mendapatkan oksigen untuk hidup, tubuhpun perlu  membebaskan karbon dioksida dan ini merupakan stimulus terpenting untuk pernafasan dalam orang yang sehat.  Penurunan jumlah oksigen hanya menjadi stimulus penting kalau jumlahnya sangat rendah. Pada orang yang menahan karbon dioksida,seperti penyakit paru kronis seperti emfisema dan bronkhitis kronis, peningkatan  karbon dioksida tidak dikenali oleh otak dan penurunan jumlah oksigen menjadi stimulus respirasi. Hal ini menerangkan mengapa pasien selalu diberi oksigen dengan level rendah. Jika mereka diberi oksigen dalam level tinggi, pernafasan akan terhenti karena stimulus respirasi (level oksigen yang rendah) tidak akan berfungsi.
Mekanisme homeostatis dari sistem respirasi pada individu sehat sangat jelas. Karbon dioksida atau sumber asam akan berkumpul dalam darah dan pH darah mulai turun maka pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat.  Penurunan jumlah karbon dioksida menyebabkan penurunan asam karbonat dan pH kembali normal. Ketika darah mulai menjadi alkali atau basa, pernafasan menjadi lambat dan dangkal. Pernafasan yang lambat menyebabkan karbon dioksida terkumpul dalam darah dan pH kembali normal. Pengontrolan  pernafasan saat istirahat diatur oleh konsentrasi ion hiddrogen di otak. Pada pernafasan lambat atau dangkal (hipoventilasi) atau pernafasan dalam (hiperventilasi) dapat menyebabkan perubahan jumlah asam karbonat dalam darah. Asam karbonat meningkat saat hipoventilasi dan menurun saat hiperventilasi. Pada kedua situasi itu peran buffer sangat penting untuk mencegah terjadinya asidosis atau alkalosis.
Hiperventilasi sering disebabkan oleh serangan kecemasan, menyebabkan periode pernafasan yang pendek, penghentian pernafasan, hingga karbon dioksida meningkat lagi jumlahnya. Jika pernafasan terhenti untuk waktu yang lama maka akan menyebabkan sianosis, terjadi kekurangan oksigen dalam darah. Hiperventilasi dapat menyebabkan pusing dan sakit karena sebagai hasil alkalosis menyebabkan pembuluh darah serebral berkontriksi. Serangan seperti itu dapat dicegah dengan memberikan kantung kertas kepada orang yang kena serangan karena udara yang diekhalasi berisi lebih banyak karbon dioksida daripada di udara atmosfir dan sesuai hukum difusi menyebabkan CO2 dibebaskan dari darah dan meninggalkan tubuh. Hasilnya, karbon dioksida ( dan asam karbonat) jumlahnya dalam darah akan naik lagi dan alkalosis berakhir.


Share:

No comments: