Darah mempunyai
fungsi vital untuk transfortasi zat melewati seluruh bagian tubuh. Ketika
terjadi kehilangan darah, pembuluh darah berkontriksi dan sumsum tulang akan
melakukan pembentukan darah kembali untuk menjaga sirkulasi kembali normal.
Tubuh masih bisa menerima terjadinya kehilangan darah sampai batas tertentu.
Kehilangan 15-30% akan menyebabkan pingsan dan lemah. Kehilangan lebih dari 30%
dapat menyebabkan shok yang sangat fatal. Transfusi darah dilakukan untuk
menggantikan komponen-komponen darah yang hilang dan mengatasi beberapa kasus
anemia atau trombositopenia. Bank darah biasanya akan mengumpulkan darah dari
donor dan mencampur dengan antikoagulan untuk mencegah penggumpalan. Darah yang
telah ditreatmen dapat disimpan (pada suhun 4oC) sampai 35 hari.
Meskipun
transfuse darah dapat menyelamatkan kehidupan, orang dengan golongan darah
berbeda dan melakukan tranfusi maka akan terjadi ketidakcocokan darah dan
sangat fatal. Membran plasma dari sel darah merah seperti halnya sel tubuh
lainnya, menentukan genetika protein
(antigen). Antigen adalah zat yang akan dikenali oleh tubuh sebagai benda
asing, hal ini akan merangsang system imun untuk melepaskan antibody dan
digunakan untuk melawan zat asing. Kebanyakan antigen adalah protein asing,
seperti halnya bagian virus atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Meskipun
kita mempunyai toleransi terhadap antigen selular, protein sel darah merah
seseorang akan dikenali sebagai zat asing jika ditranfusikan ke dalam orang
lain dengan perbedaan antigen sel darah merah. Akan terbentuk antibody jika
tubuh mengidentifikasi adanya zat asing. Ikatan antibody menyebabkan sel darah
merah menggumpal (aglutinasi) yang akan mengganggu pembuluh darah kecil dalam
tubuh. Beberap jam kemudian, protein asing akan hancur dan dilepaskan ke
pembuluh darah untuk dibuang. Bila terjadi reaksi transfuse akibat golongan
darah yang berbeda maka molekul hemoglobin bisa menghambat tubulus ginjal dan
menyebabkan gagal ginjal. Sering pula terjadi demam, pusing dan muntah.
Pengobatan untuk mencegah kerusakan ginjal adalah dengan infuse cairan alkali
untuk mengencerkan dan melarutkan hemoglobin dan diuretika untuk mengeluarkan
dari tubuh melalui urin.
Tabel di atas menunjukkan golongan darah system ABO dengan dasar adanya dua antigen, tipe A atau tipe B. Tidak adanya antigen menghasilkan tipe golongan darah O, hadirnya kedua tipe antigen menyebabkan terjadinya golongan darah AB dan bila hanya ada salah satu jenis antigen, menghasilkan tipe golongan darah A atau B. Dalam system ABO, antibody dibentuk ketika bayi untuk melawan antigen ABO walaupun antigen ABO tidak ada.
Golongan darah
system rhesus (Rh) dilakukan karena adanya satu dari delapan antigen Rh
(aglutinogen D), yang teridentifikasi pada rhesus kera. Kebanyakan orang
Amerika adalah rhesus positif (Rh+), artinya sel darah merahnya membawa antigen
Rh. Anti Rh (antibody untuk melawan antigen Rh) tidak secara otomatis dibentuk
dan ada pada individu dengan darah Rh-. (rhesus negative). Jika
individu dengan Rh- menerima darah dengan Rh+ maka akan menyebabkan reaksi
transfuse. Sistem imun akan terangsang untuk menghasilkan antibody (anti Rh+)
melawan golongan darah asing. Hemolisis (pecahnya sel darah merah) tidak akan
terjadi dengan transfuse pertama karena tubuh perlu waktu untuk bereaksi dan
membuat antibody, tetapi pada waktu kedua dan selanjutnya, akan terjadi reaksi
transfuse yang menyebabkan antibody resipien melawan dan merusak sel darah
merah donor.
Masalah yang
berhubungan dengan Rh terjadi pada kehamilan wanita Rh- yang membawa bayi
dengan Rh+. Pada kehamilan pertama biasanya bayinya sehat, tetapi darah si ibu
dirangsang oleh antigen Rh+ yang melewati plasenta ke pembuluh darah sehingga
dia akan membentuk antibody (anti Rh+) dan antibody ini akan melawan bayi Rh+
dan menghancurkan sel darah merah bayi sehingga akan terjadi kematian bayi pada
kehamilan kedua dan berikutnya (hemolytic disease of the newborn). Bayi menjadi
anemi dan menjadi hipoksik (kekurangan oksigen). Otak rusak dan terjadi
kematian.
Penggunaan Golongan Darah
Penentuan
golongan darah sangat penting pada saat akan melakukan transfuse darah. Perlu
diketahui golongan darah antara donor dan resipien sebelum transfuse supaya
tidak terjadi penggumpalan darah sebagai reaksi transfuse.
Golongan darah
juga sangat penting untuk menentukan kekerabatan darah, misalnya kalau wanita
golongan darah A (A, anti-B) menikah dengan laki-laki golongan darah A (A,
anti-B) maka golongan darah anaknya A, tidak mungkin B atau AB. Hal ini berguna
untuk mengetahui orang tua seorang anak.
No comments:
Post a Comment