Fungsi
utama Sel darah merah :
Mentranspor
hemoglobin (Hb) yang selanjutnya membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan
Mengandung
karbonat anhidrase dalam jumlah besar yang mengkatalisis reaksi antara CO2 dan
H2O, meningkatkan kecepatan reaksi +
250 X sehingga darah cepat bereaksi dengan CO2 dan mentraspornya dari
jaringan ke paru-paru ( dalam paru-paru darah dibersihkan dan dihasilkan darah
kaya O2)
Bentuk dan Ukuran
Sel
darah merah normal berbentuk lempeng bikonkaf yang mempunyai diameter 8m dan tebalnya diukur dari bagian yang tebal
= 2 m dan di tengahnya mempunyai tebal
1 m. Volume rata-rata sel darah merah +
87 m3
Bentuk
sel darah merah dapat berubah waktu sel melewati membran kapiler. Sebenarnya
sel darah merah mempunyai suatu kantung yang dapat berubah menjadi hampir semua
bentuk, tetapi tak meregangkan membran karena sel normal mempunyai membran yang
sangat berlebihan untuk zat di dalamnya sehingga tak mudah sobek.
Konsentrasi
sel darah merah:
Laki-laki
normal: 5.200.000/ml3
sedangkan
wanita normal 4.700.000/ml3
Jumlah
sel darah merah bervariasi pada kedua jenis kelamin, usia dan juga ketinggian
tempat.
Jumlah
Hb dalam sel:
Konsentrasi Hb max dalam sel darah merah 34 g/100 ml
sedangkan konsentrasi Hb min adalah 15 g/100ml.
Konsentrasi
Hb normal pada laki-laki adalah 15 g/100 ml dapat mengangkut 20 ml O2.
konsentrasi Hb normal pada wanita adalah 14 g/100 ml, dapat mengangkut 18 ml
O2. Setiap g Hb mampu mengikat 1,33 ml O2.
Pembentukan Sel Darah Merah
- Beberapa minggu pertama kehamilan, sel darah merah dibentuk di kantong kungin telur.
- Trisemeter kedua kehamilan dibentuk di hati, limpa dan kelejar limfe.
- Trisemester ketiga kehamilan dan setelah lahir dibentuk di sumsum tulang.
- Semua sum-sum tulang panjang kecuali pada bagian proksimal humerus (tulang paha) dan tibia (tulang kering) menjadi sangat berlemak dan tak lagi menghasilkan sel darah merah setelah usia 20 tahun.
- Setelah umur lebih dari 20 tahun, sel darah merah dihasilkan oleh sum-sum tulang membranosa, seperti vertebrata, strenum, iga dan pelvis.
Kadang-kadang
oleh berbagai faktor yang merangsang sumsum tulang, banyak sumsum tulang yang
telah berhenti menghasilkan sel darah merah dapat menjadi produktif lagi.
Genesis Sel Darah Merah
Pengaturan Pembentukan Sel Darah Merah
Setiap
keadaan yang menyebabkan jumlah O2 yang ditranspor ke jaringan berkurang
biasanya meningkatkan kecepatan pembentukan sel darah merah, misalnya pada 1)
anemia akibat perdarahan, sumsum tulang dengan segera membentuk sel darah merah
dalam jumlah besar 2)Destruksi sel darah merah misalnya akibat terapi sinar X
dapat menyebabkan hiperplasia sisa sumsum tulang yang ada 3) Pada tempat yang
tinggi jumlah O2 sangat berkurang menyebabkan insufisiensi O2 yang ditranspor
ke jaringan dan sel darah merah yang dihasilkan sangat cepat sehingga jumlahnya
dalam darah akan meningkat 4) Penyakit sirkulasi yang menyebabkan kegagalan
absorpi O2 oleh darah waktu darah melalui paru-paru, menyebabkan kecepatan
pembentukan sel darah merah, misalnya pada penyakit payah jantung, berbagai
penyakit paru, dapat menyebabkan hipoksia jaringan sehingga meningkatkan
pembentukan sel darah merah, peningkatan hematokrit dan peningkatan volume
darah total.
Eritropoeitin
: eritropoeitic stimulating factor = hemopoeitin adalah suatu glikopro tein
yang mempunyai berat molekul 39.000 sampai
70.000 dan terdapat dalam darah akibat respon terhadap hipoksia. Bekerja
pada sumsum tulang untuk meningkatkan kecepatan pembentukan sel darah merah.
Vitamin-vitamin Yang Diperlukan Untuk Sel Darah Merah
Faktor
pematangan, diperlukan vitamin B12. Kekurangan B12 menyebabkan kegagalan
pematangan inti dan pembelahan sehingga menghambat pembentukan sel darah merah.
Eritroblast sumsum tulang tak bisa berpoliferasi dengan cepat dan menjadi lebih besar dari normal disebut
megaloblast. Kalau sudah menjadi
eritrosit yang dewasa = makrosit, mempunyai membran yang tipis, irregular,
besar, oval bukan lempeng bikonkaf. Mampu mengangkut O2 tetapi karena mudah
pecah hidupnya pendek
Kegagalan
pematangan disebabkan absorpsi vitamin B 12 yang jelek, menyebabkan anemia
pernisiosa, akibat atropi mukosa lambung sehingga tak mampu mengeksresi getah
lambung dengan normal. Dalam getah lambung ada mukopolisakarida yang merupakan
factor intrinsic yang berikatan dengan B 12 dari makanan dan menyebabkan B 12
dapat diserap di usus.
Asam
folat; kekurangan asam folat dapat mengganggu pematangan
No comments:
Post a Comment